Dalam dunia pemasaran digital, konten bukan lagi tentang seberapa banyak informasi yang Anda sampaikan, melainkan bagaimana Anda mengemas informasi tersebut agar mampu menarik perhatian, memicu emosi, dan menanamkan makna. Banyak brand gagal bukan karena pesan mereka salah, tetapi karena cara penyajiannya tidak membangkitkan minat (interest) atau malah memicu persepsi yang keliru. Inilah inti dari strategi Interest & Framing — sebuah pendekatan psikologis dan kreatif dalam komunikasi yang digunakan oleh para Pakar Digital Marketing untuk membentuk persepsi, menumbuhkan keingintahuan, dan memperkuat nilai brand di benak audiens. Artikel ini akan menguraikan secara mendalam bagaimana cara mengemas informasi agar memikat, menumbuhkan rasa ingin tahu tanpa kehilangan kredibilitas, serta menciptakan pengalaman komunikasi yang membuat audiens bukan hanya membaca, tapi juga merasakan.
Table of Contents
ToggleMengapa Interest adalah Jantung dari Komunikasi Digital
Setiap hari, manusia modern terpapar lebih dari 10.000 pesan pemasaran dari berbagai kanal digital — mulai dari notifikasi, iklan, email, hingga konten media sosial. Otak manusia, menurut riset Harvard Business Review (2025), hanya mampu memproses sebagian kecil dari itu, dan hanya informasi yang membangkitkan rasa ingin tahu atau emosi yang bertahan di memori jangka panjang. Itulah sebabnya, interest menjadi gerbang utama sebelum seseorang membaca, memahami, dan bereaksi terhadap pesan.
Menarik minat bukan hanya soal membuat sesuatu “viral,” melainkan tentang memicu keterlibatan kognitif dan emosional. Konten yang menarik membuat audiens berhenti sejenak, berpikir, dan merasa “ini relevan untuk saya.”
Tanpa interest, tidak ada engagement.
Tanpa engagement, tidak ada konversi.
Definisi Interest dalam Psikologi Komunikasi
Secara psikologis, interest adalah keadaan perhatian yang diarahkan secara sukarela terhadap suatu objek atau ide karena dianggap penting, relevan, atau memuaskan kebutuhan emosional dan intelektual. Dalam konteks digital marketing, interest berfungsi sebagai jembatan antara awareness dan consideration.
Jika awareness menjawab “Saya tahu merek ini,” maka interest menjawab “Saya ingin tahu lebih banyak.” Di sinilah framing berperan penting — karena cara kita membingkai informasi dapat menentukan apakah orang akan tertarik atau acuh tak acuh.
Framing: Seni Mengarahkan Cara Berpikir Audiens
Framing berasal dari teori komunikasi yang dikembangkan oleh Erving Goffman, yang menyatakan bahwa setiap pesan disampaikan dalam “bingkai” tertentu — sudut pandang yang memengaruhi cara orang memaknai informasi. Dengan kata lain, framing bukan mengubah fakta, tapi mengubah cara fakta itu dipahami.
Contoh sederhana:
-
“Diskon 50%” bisa diframing sebagai “Hemat dua kali lipat” (gain frame) atau “Jangan sampai kehilangan kesempatan ini” (loss frame).
Keduanya menyampaikan fakta yang sama, tapi menghasilkan respons emosional yang berbeda.
Dalam pemasaran digital, framing menentukan narasi emosional di balik setiap konten. Apakah audiens akan melihat pesan sebagai peluang, ancaman, inspirasi, atau hiburan — semuanya tergantung pada bingkai yang Anda pilih.
Hubungan Interest dan Framing dalam Komunikasi Efektif
Interest adalah reaksi emosional dan kognitif, sementara framing adalah alat yang membentuk reaksi itu. Keduanya bekerja bersama seperti dua sisi mata uang.
-
Framing menentukan arah interpretasi.
-
Interest menentukan kedalaman keterlibatan.
Tanpa framing, pesan kehilangan konteks. Tanpa interest, pesan kehilangan makna.
Contoh penerapannya:
Sebuah brand asuransi ingin meningkatkan minat milenial terhadap produk proteksi diri. Alih-alih menjual “polis asuransi,” framing pesan mereka sebagai “cara cerdas melindungi masa depan tanpa kehilangan gaya hidup” menciptakan interest baru.
Jenis-Jenis Framing yang Efektif untuk Membangkitkan Interest
1. Gain vs Loss Framing
-
Gain Frame: Menyoroti manfaat yang diperoleh.
“Gunakan aplikasi ini dan hemat waktu kerja 3 jam setiap hari.”
-
Loss Frame: Menekankan risiko kehilangan jika tidak bertindak.
“Setiap hari tanpa aplikasi ini, Anda kehilangan 3 jam produktivitas.”
Riset menunjukkan bahwa loss frame lebih kuat dalam mendorong tindakan, sementara gain frame lebih efektif dalam membangun loyalitas jangka panjang.
2. Identity Framing
Menekankan nilai atau kepribadian audiens.
“Untuk kamu yang tidak mau hidup biasa-biasa saja.”
Framing ini bekerja karena manusia cenderung tertarik pada pesan yang mengonfirmasi identitas mereka.
3. Future-Oriented Framing
Mengundang audiens membayangkan masa depan yang lebih baik.
“Bayangkan jika bisnis Anda bisa berjalan otomatis saat Anda tidur.”
4. Data-Driven Framing
Menggunakan fakta dan angka untuk membangun kredibilitas.
“80% UMKM yang beralih ke strategi digital mengalami peningkatan omzet hingga 2x lipat.”
5. Empathy Framing
Menunjukkan bahwa brand memahami perjuangan dan kebutuhan audiens.
“Kami tahu rasanya berjuang sendirian membangun bisnis. Karena kami juga pernah di sana.”
Prinsip Psikologi dalam Membangun Interest
1. The Curiosity Gap
Rasa ingin tahu muncul ketika ada jarak antara apa yang audiens tahu dan apa yang mereka ingin tahu.
“Semua orang bisa menulis konten viral. Tapi hanya sedikit yang tahu rahasianya.”
2. The Von Restorff Effect
Manusia cenderung mengingat hal yang unik dan kontras. Gunakan visual, kata, atau gaya yang berbeda dari norma kategori Anda.
3. Emotional Contagion
Emosi menular. Jika Anda menulis atau berbicara dengan penuh energi, audiens akan merasakan energi yang sama.
4. Cognitive Ease
Otak lebih suka informasi yang mudah dipahami. Gunakan kalimat pendek, ritme natural, dan visual yang sederhana untuk menjaga fokus audiens.
5. Authority Bias
Kutipan dari pakar, data valid, atau pengalaman pribadi meningkatkan kredibilitas dan rasa percaya.
Strategi Mengemas Informasi agar Memikat
1. Mulailah dengan Hook yang Menggeser Persepsi
Gunakan kalimat pembuka yang tidak terduga untuk menciptakan pattern interruption.
“Semakin banyak Anda menjelaskan produk, semakin cepat audiens Anda pergi.”
2. Gunakan Struktur Naratif: Set-Up → Conflict → Resolution
Cerita adalah bentuk komunikasi tertua dan paling disukai otak manusia.
Set-Up: “Kami dulu hanya startup kecil.”
Conflict: “Tidak ada yang percaya bisnis kami bisa bertahan.”
Resolution: “Sekarang kami dipercaya oleh lebih dari 10.000 pelanggan.”
3. Gunakan Prinsip 3V (Visual, Verbal, Vibe)
Kombinasikan teks, warna, dan nuansa emosi agar pesan terasa “hidup.”
4. Tulis untuk Otak, Bukan Mesin Pencari
Algoritma bisa mengenali struktur bahasa manusiawi. Hindari repetisi keyword yang berlebihan dan fokus pada semantic relevance.
5. Tambahkan Layer Emosi di Setiap Pesan
Setiap informasi harus menimbulkan reaksi emosional: kagum, penasaran, empati, atau bangga.
Studi Kasus: Interest & Framing dalam Kampanye Digital
Sebuah brand real estate premium menghadapi tantangan: pasar melihat mereka sebagai “mahal dan eksklusif,” padahal mereka ingin dikenal sebagai “investasi jangka panjang yang cerdas.” Tim Pakar Digital Marketing mengubah strategi komunikasinya dengan pendekatan interest & framing.
Langkah-langkahnya:
-
Mengganti headline dari “Hunian Mewah di Tengah Kota” menjadi “Cara Paling Cerdas Membangun Kekayaan dari Tempat Tinggal Anda.”
-
Menambahkan konten edukatif yang membingkai rumah bukan sebagai “biaya,” tetapi “aset pertumbuhan.”
-
Menggunakan storytelling video pendek yang menampilkan perjalanan keluarga muda membangun masa depan.
Hasilnya:
-
CTR meningkat 58%.
-
Engagement rate naik 72%.
-
Persepsi merek bergeser dari “mahal” ke “inspiratif dan aspiratif.”
Integrasi Interest & Framing dalam Strategi Konten
1. Website dan Blog
Gunakan headline framing yang langsung menjawab aspirasi audiens, bukan sekadar mendeskripsikan fitur.
“Cara Meningkatkan Penjualan dengan Empati, Bukan Diskon.”
2. Media Sosial
Gunakan micro-framing untuk setiap caption — satu ide utama per post.
“Bukan seberapa keras kamu promosi, tapi seberapa dalam kamu memahami pelangganmu.”
3. Iklan Digital
Gunakan loss frame dan curiosity gap dalam kalimat pendek.
“Bisnis Anda kehilangan pelanggan setiap hari tanpa Anda sadari.”
4. Email Marketing
Gunakan framing berbasis personal value.
“Kabar baik: strategi ini hanya untuk orang yang serius ingin naik level.”
5. Video Marketing
Gunakan emotional arc: mulai dari kejutan → konflik → penyelesaian → harapan.
Mengukur Keberhasilan Interest & Framing
-
Engagement Rate: Apakah audiens merespons konten Anda?
-
Average Watch Time: Apakah mereka bertahan hingga akhir video?
-
Click-through Curiosity: Seberapa sering audiens tertarik mengeklik setelah melihat headline?
-
Perception Shift Index: Apakah persepsi audiens berubah sesuai arah framing Anda?
-
Brand Recall Test: Apakah audiens masih mengingat pesan utama Anda setelah 3 hari?
Cara Pakar Digital Marketing Menerapkan Interest & Framing
Sebagai konsultan strategi komunikasi digital, Pakar Digital Marketing menggabungkan pendekatan psikologi, storytelling, dan data-driven insight untuk menciptakan framing yang memikat sekaligus otentik. Pendekatannya meliputi:
-
Perception Mapping: Analisis persepsi publik sebelum kampanye dimulai.
-
Framing Design Workshop: Menentukan angle komunikasi yang paling relevan dengan persona target.
-
Interest Optimization Framework: Menguji berbagai hook dan headline dengan A/B testing untuk menemukan yang paling resonan.
-
Emotional Layering System: Menambahkan elemen emosi pada setiap pesan untuk memperkuat keterikatan.
-
Feedback Loop: Menggunakan AI sentiment analysis untuk menyesuaikan pesan secara real-time.
Hasilnya bukan hanya konten yang menarik, tapi komunikasi yang mengubah cara audiens memandang masalah dan solusinya.
Roadmap 90 Hari Interest & Framing Strategy
| Fase | Durasi | Fokus Utama | Output |
|---|---|---|---|
| 1 | Hari 1–30 | Analisis persepsi & persona audiens | Peta emosi & interest |
| 2 | Hari 31–60 | Rancang pesan dengan framing psikologis | Blueprint konten & hook library |
| 3 | Hari 61–90 | Implementasi & pengukuran hasil | Laporan persepsi & engagement metrics |
Tantangan Umum dan Solusinya
-
Pesan Terlalu Umum: Solusi — gunakan framing yang spesifik pada kebutuhan emosional audiens.
-
Informasi Padat tapi Tidak Menarik: Solusi — gunakan storytelling dan visualisasi data.
-
Hook Tidak Relevan: Solusi — uji dengan segmentasi audiens sebelum peluncuran.
-
Pesan Berbeda di Tiap Kanal: Solusi — buat panduan Framing Consistency Playbook.
Kesimpulan
Interest & Framing adalah seni sekaligus sains dalam mengemas informasi agar bukan hanya menarik, tetapi membentuk persepsi yang diinginkan. Dalam dunia digital yang padat pesan dan cepat berlalu, brand tidak bisa lagi sekadar “berbicara.” Mereka harus membingkai percakapan dengan cerdas dan emosional agar pesan mereka menjadi pengalaman yang diingat.
Kuncinya adalah keseimbangan: fakta yang jujur, emosi yang autentik, dan framing yang relevan.
Jika Anda ingin membangun komunikasi yang bukan hanya didengar tetapi juga dirasakan — bermitra dengan Pakar Digital Marketing adalah langkah strategis. Dengan kombinasi riset perilaku, AI-based perception analytics, dan storytelling yang penuh empati, mereka membantu bisnis mengubah informasi biasa menjadi pesan yang luar biasa, yang menyalakan minat dan menanamkan makna.
Karena pada akhirnya, yang membuat audiens jatuh cinta bukan apa yang Anda katakan, tetapi bagaimana Anda mengatakannya.
Bangun framing dan interest yang memikat hari ini bersama Pakar Digital Marketing YusufHidayatulloh.com — tempat di mana psikologi, strategi, dan kreativitas bersatu untuk menciptakan komunikasi yang benar-benar menggugah hati dan pikiran audiens Anda.
How useful was this post?
Click on a star to rate it!
Average rating 0 / 5. Vote count: 0
No votes so far! Be the first to rate this post.

Yusuf Hidayatulloh Adalah Pakar Digital Marketing Terbaik dan Terpercaya sejak 2008 di Indonesia. Lebih dari 100+ UMKM dan perusahaan telah mempercayakan jasa digital marketing mereka kepada Yusuf Hidayatulloh. Dengan pengalaman dan strategi yang terbukti efektif, Yusuf Hidayatulloh membantu meningkatkan visibilitas dan penjualan bisnis Anda. Bergabunglah dengan mereka yang telah sukses! Hubungi kami sekarang untuk konsultasi gratis!
Info Jasa Digital Marketing :
Telp/WA ; 08170009168
Email : admin@yusufhidayatulloh.com
website : yusufhidayatulloh.com




